Kadishub Sebut 20 Bus Eks Transjakarta Terbakar di Terminal Rawa Buaya Jakbar

Kebakaran Hebat di Terminal Rawa Buaya

Sebuah insiden kebakaran besar terjadi di Terminal Rawa Buaya, Jakarta Barat, yang menghanguskan sedikitnya 20 unit bus eks Transjakarta. Peristiwa ini sontak menghebohkan masyarakat, terutama warga sekitar terminal yang sempat menyaksikan kobaran api membumbung tinggi di udara.

Kebakaran dilaporkan terjadi pada hari Senin pagi sekitar pukul 04.30 WIB. Petugas pemadam kebakaran yang menerima laporan dari warga langsung meluncur ke lokasi untuk melakukan penanganan. Proses pemadaman berlangsung cukup lama mengingat banyaknya jumlah bus yang terbakar dan besarnya api yang menjalar cepat.

Kadishub

Penjelasan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta

Pernyataan Resmi dari Kadishub

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo, memberikan pernyataan resmi terkait kejadian tersebut. Dalam konferensi pers yang diadakan pada siang harinya, Syafrin menyatakan bahwa sebanyak 20 unit bus eks Transjakarta yang telah tidak beroperasi menjadi korban dalam insiden tersebut.

“Kami mendapat laporan bahwa ada 20 unit bus yang merupakan eks armada Transjakarta terbakar di Terminal Rawa Buaya. Bus-bus ini sudah tidak beroperasi dan sedang dalam proses pelelangan,” ujar Syafrin.

Menurutnya, bus-bus tersebut ditempatkan di area terminal untuk menunggu proses administrasi sebelum dijual atau dimusnahkan. Ia juga menambahkan bahwa tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Kadishub

Status Kepemilikan dan Kondisi Bus

Kadishub menjelaskan bahwa semua bus yang terbakar sudah tidak digunakan dalam layanan Transjakarta sejak beberapa tahun terakhir. Bus-bus itu masuk dalam kategori kendaraan tidak layak operasi (KLO) dan telah dihapus dari daftar operasional.

“Bus-bus tersebut bukan milik operator aktif. Statusnya sebagai barang milik daerah (BMD) yang telah diajukan untuk penghapusan dan sudah tidak memiliki nilai manfaat operasional,” jelasnya.

Syafrin menegaskan bahwa meski statusnya tidak aktif, aset tersebut tetap berada di bawah pengawasan Dinas Perhubungan hingga proses administrasi pelelangan atau pemusnahan selesai dilakukan.

Kronologi Kejadian

Kebakaran Dini Hari

Menurut laporan awal dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, api pertama kali terlihat sekitar pukul 04.30 WIB. Petugas keamanan yang sedang berjaga melaporkan bahwa api muncul dari salah satu bus yang terparkir di barisan tengah.

Tak butuh waktu lama, api dengan cepat menjalar ke unit lain yang berdekatan. Sebanyak 15 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk menjinakkan si jago merah. Sekitar pukul 07.00 WIB, api berhasil dipadamkan sepenuhnya, namun sisa bara dan asap masih tampak hingga pagi menjelang siang.

Kadishub

Proses Evakuasi dan Pemadaman

Beruntung, saat kejadian tidak ada aktivitas operasional di terminal karena bus-bus tersebut memang dalam kondisi tidak aktif. Petugas damkar bekerja keras untuk mengisolasi api agar tidak merambat ke bangunan terminal atau rumah warga di sekitarnya.

“Kami langsung kerahkan 15 unit dan 75 personel ke lokasi. Tantangan utama adalah posisi bus yang sangat berdekatan, sehingga api menyebar cepat. Namun, api berhasil dikendalikan sebelum menjalar lebih jauh,” ujar Kasie Operasional Damkar Jakarta Barat, Sjukri Bahanan.

Penyebab Kebakaran Masih Diselidiki

Belum Ada Kepastian Penyebab

Hingga saat ini, penyebab pasti kebakaran masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian bersama tim ahli forensik kebakaran. Polisi belum mengungkap apakah insiden ini murni kecelakaan, kelalaian, atau ada unsur kesengajaan.

Kapolsek Cengkareng, Kompol Hasoloan Situmorang, menjelaskan bahwa pihaknya telah memasang garis polisi dan mengumpulkan sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian. Beberapa saksi mata juga telah dimintai keterangan.

“Kami masih dalam tahap penyelidikan awal. Kami akan periksa rekaman CCTV sekitar lokasi, periksa sisa-sisa bahan bakar di kendaraan, dan tentunya menganalisis apakah ada kemungkinan korsleting atau faktor lainnya,” kata Kapolsek.

Kemungkinan Korsleting atau Pembakaran?

Salah satu dugaan yang mengemuka adalah kemungkinan korsleting listrik dari salah satu unit bus. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan adanya unsur kesengajaan atau sabotase, mengingat kondisi bus yang sudah lama tidak beroperasi dan seharusnya tidak memiliki sumber listrik aktif.

Penelusuran juga dilakukan terhadap kemungkinan aktivitas ilegal di area tersebut, seperti adanya pencurian kabel, pengambilan onderdil, atau pembakaran sampah yang menjalar ke area bus.

Dampak Kerugian dan Langkah Selanjutnya

Kerugian Material dan Administratif

Dari sisi kerugian, meski bus-bus yang terbakar adalah armada lama yang sudah tidak layak jalan, nilainya tetap terdata sebagai aset daerah. Kebakaran ini tentu akan berdampak pada laporan keuangan Dinas Perhubungan dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, khususnya terkait proses penghapusan dan lelang aset.

Syafrin menyebut bahwa pihaknya akan segera melakukan audit internal untuk menilai nilai kerugian dan menyusun laporan untuk Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Inspektorat DKI Jakarta.

“Kami tetap akan tindaklanjuti secara administratif. Proses verifikasi dan pelaporan sedang dilakukan,” ujarnya.

Upaya Pencegahan ke Depan

Dalam menanggapi kejadian ini, Kadishub menginstruksikan seluruh unit Dinas Perhubungan di wilayah DKI untuk memperketat pengawasan terhadap kendaraan tidak aktif yang masih disimpan di terminal atau pool. Ia juga menekankan perlunya perbaikan prosedur penyimpanan aset agar kejadian serupa tidak terulang.

Beberapa langkah antisipasi yang akan dilakukan antara lain:

  • Pemasangan sistem pemantauan CCTV 24 jam
  • Penempatan petugas keamanan dengan sistem shift
  • Pemisahan area penyimpanan kendaraan aktif dan tidak aktif
  • Koordinasi dengan Dinas Kebakaran untuk audit keamanan titik penyimpanan

Reaksi Publik dan Pemerhati Transportasi

Kritik terhadap Pengelolaan Aset

Sejumlah pemerhati transportasi memberikan kritik terhadap insiden ini. Mereka menilai insiden ini menunjukkan lemahnya sistem pengelolaan dan pengawasan aset transportasi publik. Salah satu yang bersuara adalah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI).

“Ini menjadi momentum evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan armada tidak aktif. Bus-bus eks Transjakarta yang tidak lagi digunakan seharusnya disimpan di tempat yang aman dan sesuai standar. Jika tidak, risikonya besar baik secara material maupun keselamatan warga sekitar,” kata Djoko Setijowarno dari MTI.

Respons Masyarakat Sekitar

Warga sekitar Terminal Rawa Buaya pun menyampaikan keprihatinannya. Beberapa warga mengaku sempat panik karena asap pekat mulai memasuki area permukiman. Mereka berharap pemerintah daerah memperhatikan keamanan lokasi-lokasi penyimpanan bus seperti itu.

“Kami kaget, tiba-tiba ada api besar. Asapnya masuk ke rumah-rumah. Untungnya petugas cepat datang. Tapi sebaiknya jangan simpan bus-bus tua di dekat pemukiman seperti ini,” ujar Anwar, warga RT 04 RW 06 Rawa Buaya.

Catatan Penting: Bus-Bus Eks Transjakarta dan Riwayatnya

Riwayat Penggunaan dan Pemensiunan

Bus-bus yang terbakar diketahui berasal dari armada lawas Transjakarta yang pernah digunakan sekitar tahun 2004–2010. Beberapa di antaranya adalah bus gandeng buatan China dan Korea Selatan yang kala itu menjadi simbol modernisasi transportasi publik Jakarta.

Namun seiring waktu, banyak dari bus tersebut mengalami kerusakan, keusangan teknis, dan tidak lagi sesuai standar keselamatan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun secara bertahap memensiunkan bus-bus tersebut dan menggantinya dengan armada baru, seperti bus listrik atau bus ramah lingkungan lainnya.

Prosedur Pemusnahan atau Pelelangan

Sesuai dengan peraturan pengelolaan aset daerah, bus yang sudah tidak layak operasi akan diajukan untuk penghapusan dari daftar barang milik daerah. Setelah penghapusan, kendaraan tersebut bisa dilelang kepada pihak swasta atau dimusnahkan secara fisik jika memang tidak ada nilai jual.

Namun proses ini membutuhkan waktu dan prosedur administrasi yang panjang, termasuk audit fisik, penilaian harga, dan lelang terbuka. Bus-bus yang terbakar sedang dalam proses tersebut saat insiden terjadi.

Kesimpulan

Kebakaran di Terminal Rawa Buaya Jakarta Barat yang menghanguskan 20 unit bus eks Transjakarta menjadi peristiwa serius yang membuka mata banyak pihak terkait pentingnya pengelolaan aset transportasi publik secara lebih aman dan profesional. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, kejadian ini menimbulkan kerugian material dan citra bagi pengelola.

Penyelidikan masih berlangsung untuk mengetahui penyebab pasti dari kebakaran. Dinas Perhubungan DKI Jakarta bersama instansi terkait berkomitmen untuk memperbaiki sistem pengelolaan aset serta memperketat pengawasan terhadap kendaraan yang sudah tidak beroperasi.

Kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi seluruh pemerintah daerah agar tidak mengabaikan pengamanan terhadap aset tidak aktif, terutama yang berada di area padat penduduk. Selain menjaga nilai ekonomi, langkah ini juga penting untuk melindungi keselamatan masyarakat.

Back To Top